Nama:
Virgiawan Listanto
Nama populer:
Iwan Fals
Lahir:
Jakarta, 3 September 1961
Ayah:
Haryoso
Ibu:
Lies
Isteri:
Rosanna (MBak Yos)
Anak:
Galang Rambu Anarki (almarhum)
Anissa Cikal Rambu Basae
Rayya Rambu Robbani
Hobi:
Melukis
Sepak Bola
Karate
Pendidikan:
SMP 5 Bandung
SMAK BPK Bandung
Sekolah Tinggi Publisistik
Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (sekarang IKJ)
Kolaborasi:
Swami (Iwan Fals, Sawung Jabo, Naniel, Nanoe, Jockie Speryoprayogo, Totok Tewel)
Kantata (Iwan Fals, WS Rendra, Sawung Jabo, Setiawan Djody, Donny Fattah, Jockie Speryoprayogo, Totok Tewel, Doddy)
Dalbo (Iwan Fals, Sawung Jabo, Naniel, Nanoe, Jockie Speryoprayogo, Totok Tewel)
Iwan Fals, In Collaboration with (2003)
Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan Listanto (lahir di Jakarta, 3 September 1961; umur 48 tahun) adalah seorang penyanyi beraliran balada yang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia.
Lewat lagu-lagunya, ia 'memotret' suasana sosial kehidupan Indonesia di akhir tahun 1970-an hingga sekarang, serta kehidupan dunia pada umumnya, dan kehidupan itu sendiri. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Namun demikian, Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya sendiri tetapi juga sejumlah pencipta lain.
Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga.
Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum 'akar rumput'. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar diseluruh nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang OI dapat ditemui setiap penjuru nusantara dan beberapa bahkan sampai ke manca negara
Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalama paduan suara sekolah.
Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen. Album ini sekarang menjadi buruan para kolektor serta fans fanatik Iwan Fals.
Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records, tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri.
Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Ia kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Saat acara Manasuka Siaran Niaga disiarkan di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan.
Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan. Pada awal karirnya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan pada pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals enggan atau lebih tepatnya tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk dijual bebas. Belakangan Iwan Fals juga mengakui kalau pada saat itu dia sendiri juga tidak tertarik untuk memasukkan lagu-lagu ini ke dalam album.
Rekaman lagu-lagu yang tidak dipasarkan tersebut kemudian sempat diputar di sebuah stasiun radio yang sekarang sudah tidak mengudara lagi. Iwan Fals juga pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut dalam beberapa konser musik, yang mengakibatkan dia berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan dengan alasan lirik lagu yang dinyanyikan dapat mengganggu stabilitas negara. Beberapa konser musiknya pada tahun 80-an juga sempat disabotase dengan cara memadamkan aliran listrik dan pernah juga dibubarkan secara paksa hanya karena Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir penguasa saat itu.
Pada bulan April tahun 1984 Iwan Fals harus berurusan dengan aparat keamanan dan sempat ditahan dan diinterogasi selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu Demokrasi Nasi dan Pola Sederhana juga Mbak Tini pada sebuah konser di Pekanbaru. Sejak kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering mendapatkan teror. Hanya segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih menyimpan rekaman lagu-lagu ini, dan sekarang menjadi koleksi yang sangat berharga.
Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hitsBento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karir Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang didukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.
Setelah kontrak dengan SWAMI yang menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II) berakhir, dan disela Kantata (yang menghasilkan Kantata Takwa dan Kantata Samsara), Iwan Fals masih meluncurkan album-album solo maupun bersama kelompok seperti album Dalbo yang dikerjakan bersama sebagian mantan personil SWAMI.
Sejak meluncurnya album Suara Hati pada 2002, Iwan Fals telah memiliki kelompok musisi pengiring yang tetap dan selalu menyertai dalam setiap pengerjaan album maupun konser. Menariknya, dalam seluruh alat musik yang digunakan baik oleh Iwan fals maupun bandnya pada setiap penampilan di depan publik tidak pernah terlihat merek maupun logo. Seluruh identitas tersebut selalu ditutupi atau dihilangkan. Pada panggung yang menjadi dunianya, Iwan Fals tidak pernah mengizinkan ada logo atau tulisan sponsor terpampang untuk menjaga idealismenya yang tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk tertentu.
Keluarga
Iwan lahir dari Lies (ibu) dan mempunyai ayah Haryoso almarhum (kolonel Anumerta). Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.
Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trade mark ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya.
Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini, yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1981 yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1981).
Nama Cikal sebagai putri kedua juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit tahun 1991. Sebelumnya Cikal juga pernah dibuatkan lagu dengan judul Anissa pada tahun 1986. Rencananya lagu ini dimasukkan dalam album Aku Sayang Kamu, namun dibatalkan. Lirik lagu ini cukup kritis sehingga perusahaan rekaman batal menyertakannya. Pada cover album Aku Sayang Kamu terutama cetakan awal, pada bagian penata musik masih tertulis kata Anissa.
Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April 1997 secara mendadak yang membuat aktivitas bermusik Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals di desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok Jawa Barat. Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela diri.
Pada tahun 2002 Iwan mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri dengan munculnya album Suara Hati yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja yang bercerita tentang kematian Galang Rambu Anarki. Pada lagu ini istri Iwan Fals (Yos) juga ikut menyumbangkan suaranya.
Sejak meninggalnya Galang Rambu Anarki, warna dan gaya bermusik Iwan Fals terasa berbeda. Dia tidak segarang dan seliar dahulu. Lirik-lirik lagunya terkesan lebih dewasa dan puitis. Iwan Fals juga lebih banyak membawakan lagu-lagu bertema cinta baik karangannya sendiri maupun dari orang lain.
Pada tanggal 22 Januari 2003, Iwan Fals dianugrahi seorang anak lelaki yang diberi nama Rayya Rambu Robbani. Kelahiran putra ketiganya ini seakan menjadi pengganti almarhum Galang Rambu Anarki dan banyak memberi inspirasi dalam dunia musik seorang Iwan Fals.
Di luar musik dan lirik, penampilan Iwan Fals juga berubah total. Saat putra pertamanya meninggal dunia Iwan Fals mencukur habis rambut panjangnya hingga gundul. Sekarang dia berpenampilan lebih bersahaja, rambut berpotongan rapi disisir juga kumis dan jenggot yang dihilangkan. Dari sisi pakaian, dia lebih sering menggunakan kemeja yang dimasukkan pada setiap kesempatan tampil di depan publik, sangat jauh berbeda dengan penampilannya dahulu yang lebih sering memakai kaus oblong bahkan bertelanjang dada dengan rambut panjang tidak teratur dan kumis tebal.
Peranan istrinya juga menjadi penting sejak putra pertamanya tiada. Rossana menjadi manajer pribadi Iwan Fals yang mengatur segala jadwal kegiatan dan kontrak. Dengan adanya Iwan Fals Manajemen (IFM), Fals lebih profesional dalam berkarir.
KETIKA Galang lahir pada 1 Januari 1982 si bapak, yang perasaannya campur-aduk karena pertama kali merasakan diri jadi ayah—merasa harus bertanggung jawab, merasa mencintai, heran, bahagia, bangga punya keturunan dan sebagainya—menciptakan lagu berjudul Galang Rambu Anarki. Lagunya cukup terkenal dan masuk album Opini (1982).
Galang tumbuh jadi anak cerdas. Endi Aras sering main tembak-tembakan dengan Galang. Muhamad Ma’mun punya karakter rekaan yang sering diceritakannya pada Galang. Namanya “Gringgrong”—seorang jagoan “kayak Tarzan” yang bisa mengalahkan harimau, naik kuda, dan mengalahkan musuh. Tiap kali Ma’mun datang menginap, cerita Gringgong ditagih Galang. Di Condet hanya ada dua kamar, “Kalau saya nginep, Galang tidur sama bapaknya,” kata Ma’mun.
Ketika beranjak remaja, Ma’mun melihat Galang badannya bagus, berbentuk. Galang bukan tipe anak hura-hura. Kalau minta uang paling buat bayar taksi pergi ke sekolah. “Untuk beli-beli dia nggak punya uang,” kata Iwan. Galang juga besar tekadnya. Suatu saat Galang, yang belum bisa menyetir mobil dan tak punya surat izin mengemudi, ingin bisa mengendarai mobil. Solusinya? Galang mengendarai mobil sekaligus dari Jakarta ke Pulau Bali!
Tapi kekerasan Galang suatu hari membuat Iwan angkat tangan. Dia datang ke Ma’mun, “Mas gimana nih, Galang nggak mau sekolah lagi?” “Terus maunya apa?” “Embuh, main musik atau buka bengkel.”
Galang memutuskan keluar dari SMP Pembangunan Jaya di Bintaro, yang terletak dekat rumah dan termasuk salah satu sekolah mahal di Jakarta. Iwan sering pindah rumah dan waktu itu tinggal di Bintaro. Hingga Leuwinanggung ia sudah pindah rumah 12 kali. Usia Galang 14 tahun dan sedang memproduksi rekamannya yang pertama bersama kelompok Bunga. Iwan tak bisa berbuat banyak dan membiarkan Galang putus sekolah.
Galang pernah juga kabur meninggalkan rumah. Dalam pelarian, menurut Iwan, Galang melihat poster dan foto papanya di mana-mana. “Dia merasa diawasi,” kata Iwan. Galang merasa tak bisa lari dan kembali ke rumah. Suatu saat Iwan curiga. Iwan bertanya, “Lang, lu pakai ya?” “Mau apa tahu Pa?” kata Galang, ditirukan Iwan.
Iwan menganggap dirinya sudah insyaf. Kok Galang yang memakai? Iwan merasa Galang meniru papanya. Mula-mula rokok lalu obat. Endi Aras mengatakan Iwan agak teledor kalau menyimpan ganja atau merokok.
Galang menerangkan dia hanya mencoba. Rasanya pusing serta teler. “Ya udah, kalau sudah tahu ya udah,” kata Iwan. Kebetulan Galang punya pacar, seorang cewek gaul bernama Inne Febrianti, yang juga keberatan Galang memakai obat-obatan. Inne mendorong Galang tak memakai obat-obatan. “Dia bukan pemakai. Dia sangat cinta pada keluarganya. Kontrol diri sangat kuat,” kata Iwan.
Kamis malam 24 April 1997 sekitar pukul 11:00 malam Galang pulang ke rumah, setelah latihan main band. Dia makan lalu pamit pada papanya mau tidur. Mamanya lagi tak enak badan. Iwan masih mendengar Galang telepon-teleponan. Subuh sekitar 4:30 Kelly Bayu Saputra, sepupu Galang yang tinggal di sana, mau mengambil sisir di kamar Galang. Kelly memanggil Galang tapi tak bangun. Kelly mendekati Galang dan menggoyang-goyangkan badannya. Lemas. Kelly kaget. Dia mengetuk kamar Yos. Yos bangun dan menemukan Galang badannya dingin. “Saya turun ke bawah, panggil Iwan,” kata Yos.
Keluarga heboh. Iwan terpukul sekali. Pagi itu saudara-saudaranya datang. Mereka menghubungi semua kerabat dan teman. Leo Listianto, adik Iwan, menelepon Ma’mun di Karawaci. “Saya masih tidur, antara percaya, tidak percaya,” kata Ma’mun. Sepuluh menit kemudian, Ma’mun ditelepon Dyah Retno Wulan, adiknya Leo, biasa dipanggil Lala, juga memberitahu Galang meninggal. “Saya bengong,” kata Ma’mun. Dia segera menuju Bintaro.
Fidiana menerima telepon dari Ari Ayunir. Fidiana membangunkan Iwang Noorsaid, suaminya, “Wang, ini ada berita duka … Galang meninggal.” Mereka agak tak percaya karena beberapa hari sebelumnya pasangan ini bertamu ke Bintaro dan melihat Galang mondar-mandir. Mereka mencoba telepon ke Bintaro tapi nada sibuk. Mereka menelepon Herri Buchaeri, Endi Aras, dan beberapa rekan lain sebelum naik mobil ke Bintaro.
Endi Aras mengatakan, “Pagi-pagi aku dapat kabar. Iwang Noorsaid yang telepon.” Endi sampai di Bintaro sekitar pukul 5:30. “Aku ikut memandikan (jasad Galang),” kata Endi. Ketika Iwan memandikan jasad anaknya, dia berujar berkali-kali, “Galang, kamu sudah selesai, Papa yang belum ... Lang, kamu sudah selesai, Papa yang belum ..…” Kalimat itu diucapkan Iwan berkali-kali. Ma’mun dirangkul Iwan. “Jagain Mas, jagain anak-anak Mas,” kata Iwan, seakan-akan hendak mengatakan ia sendiri kurang menjaga anaknya dengan baik.
“Yos histeris, menangis ketika saya peluk. ‘Aduh, anak saya sudah meninggal mendahului saya,’” kata Fidiana. Iwan tak banyak bicara, menunduk, menangis, dan hanya bilang “terima kasih” kepada tamu-tamu. “Kepada kita dia nggak ngomong sama sekali,” kata Fidiana.
Galang dimakamkan di mana? Ada usul pemakaman Tanah Kusir dekat Bintaro. Iwan emosional, ingin memakamkan Galang di rumahnya. Bagaimana aturannya? Iwan pun memutuskan menelepon kyai Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dari Nahdlatul Ulama. Saat itu Gus Dur belum jadi presiden Indonesia. Iwan menganggap Gus Dur “guru mengaji” yang terbuka, tempat orang bertanya. Gus Dur mengerti hukum Islam maupun hukum pemerintahan.
Gus Dur dalam telepon menjelaskan dalam aturan Islam diperbolehkan memakamkan jenazah di rumah. Pemakaman bergantung wasiat almarhum atau keinginan keluarga. Tapi di Jakarta tak bisa memakamkan orang di rumah sendiri karena keterbatasan lahan. “Di Jakarta nggak boleh … kalau Bogor boleh.”
Kata “Bogor” itu mengingatkan Iwan pada Leuwinanggung. Keluarga pun memutuskan Galang dimakamkan di Leuwinanggung.
Menurut Harun Zakaria, seorang tetangga Iwan di Leuwinanggung, yang juga menjaga kebun Iwan, dia dihubungi Lies Suudiyah, ibunda Iwan. “Bu Lies datang ke sini. Dia bilang, ‘Cucunda meninggal. Tolong di sini kuburannya,” kata Harun.
Jenazah disemayamkan dulu di masjid Bintaro. Sekitar 2.000 jamaah salat Jumat di masjid itu ikut menyembahyangkan Galang. Banyak seniman, tetangga, kenalan Iwan, dan Yos datang menyampaikan duka. Setiawan Djody, W.S. Rendra, Ayu Ayunir, Jalu, Totok Tewel, Jockie Suryoprayogo, juga tampak di sana. Spekulasi wartawan maupun pengunjung memunculkan gosip bahwa dada Galang kelihatan biru. Galang digosipkan overdosis. Ini merambat ke mana-mana karena tubuh Galang kurus ceking.
Orang sebenarnya tak tahu persis penyebab kematian Galang karena tak ada otopsi terhadap jenazahnya. Kawan-kawan Iwan memilih diam. Mereka merasa tak nyaman mengecek spekulasi overdosis kepada orangtua yang berduka. Kresnowati pernah diberitahu Yos bahwa penyebab kematian Galang penyakit asma. Fidiana mengatakan beberapa hari sebelum kematian, Yos mengatakan Galang lagi sakit-sakitan. Iwan mengatakan pada saya, fisik Galang “agak lemah” dan “Galang lemah di pencernaan.”
memang sampe saat nie kematian galang masih menjadi misteri,antara sakit dan obat2an terlarang.
Pendidikan
SMPN 5 Bandung
SMAK BPK Bandung
STP (Sekolah Tinggi Publisistik, sekarang IISIP)
Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
Tidak seluruh album yang dikeluarkan Iwan Fals berisi lagu baru. Pada tahun-tahun terakhir, Iwan Fals sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen asli maupun dengan aransemen ulang. Pada tahun-tahun terakhir ini pula Iwan Fals lebih banyak memilih berkolaborasi dengan musisi muda berbakat.
Banyak lagu Iwan Fals yang tidak dijual secara bebas. Lagu-lagu tersebut menjadi koleksi ekslusif para penggemarnya dan kebanyakan direkam secara live. Beberapa lagu Iwan Fals yang tidak dikomersialkan seperti lagu 'Pulanglah' yang didedikasikan khusus untuk almarhum Munir ternyata sangat digemari yang akhirnya direkam ulang dan dimasukkan ke dalam album "50:50" yang beredar di tahun 2007.
Canda Dalam Nada (1979)
Canda Dalam Ronda (1979)
Perjalanan (1979)
3 Bulan (1980)
Sarjana Muda (1981)
Opini (1982)
Sumbang (1983)
Barang Antik (1984)
Sugali (1984)
KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) (1985)
Sore Tugu Pancoran (1985)
Aku Sayang Kamu (1986)
Ethiopia (1986)
Lancar (1987)
Wakil Rakyat (1988)
1910 (1988)
Mata Dewa (1989)
Swami I (1989)
Kantata Takwa (1990)
Cikal (1991)
Swami II (1991)
Belum Ada Judul (1992)
Hijau (1992)
Dalbo (1993)
Anak Wayang (1994)
Orang Gila (1994)
Lagu Pemanjat (bersamaTrahlor) (1996)
Kantata Samsara (1998)
Best Of The Best (2000)
Suara Hati (2002)
In Collaboration with (2003)
Manusia Setengah Dewa(2004)
Iwan Fals in Love (2005)
50:50 (2007)
Untukmu Terkasih (2009) - mini album
Keseimbangan - Iwan Fals(2010)
Singel
Serenade (bersama Ritta Rubby) (1984)
Percayalah Kasih (bersama Jockie Surjoprajogo dan Vina Panduwinata)
Terminal (bersama Franky S.) (1994)
Mata Hati (bersama Ian Antono) (1995)
Orang Pinggiran (bersama Franky S.) (1995)
Katakan Kita Rasakan (bersama artis Musica)
Di Bawah Tiang Bendera (bersama artis Musica) (1996)
Haruskah Pergi (bersama Indra Lesmana dan Import Musik) (2006)
Selancar (bersama Indra Lesmana dan Import Musik) (2006)
Tanam Tanam Siram Siram (Kampanye Indonesia Menanam) (2006)
Marilah Kemari (Tribute to Titiek Puspa) (2006)
Aku Milikmu (Original SoundtrackLovers / Kekasih) (2008)
Single Hits yang dibawakan penyanyi lain
Maaf (dibawakan oleh Ritta Rubby) (1986)
Belailah (dibawakan oleh Ritta Rubby) (1986)
Trauma (dibawakan oleh God Bless) (1988)
Damai Yang Hilang (dibawakan oleh God Bless) (1988)
Orang Dalam Kaca (dibawakan oleh God Bless) (1988)
Pak Tua (dibawakan oleh grup bandElpamas) (1991)
Oh (dibawakan oleh Fajar Budiman) (1994)
Nyanyian laut ( dibawakan Nicky Astria )
Menangis (dibawakan oleh Franky S.)
Bunga Kehidupan (dibawakan oleh artisMusica)
Album kompilasi
Tragedi
Banjo & Harmonika
Celoteh-celoteh
Celoteh-celoteh 2
Country
Tembang Cinta (1990)
Akustik
Akustik Ke-2 (1997)
Salam Reformasi (1998)
Salam Reformasi 2 (1999)
Prihatin (2000)
Film
Damai Kami Sepanjang Hari (1985)
Kantata Takwa (film) (1990)
Kekasih (2008) - cameo
Lagu yang tidak beredar
Demokrasi Nasi (1978)
Semar Mendem (1978)
Pola Sederhana (Anak Cendana) (1978)
Mbak Tini (1978)
Siti Sang Bidadari (1978)
Kisah Sapi Malam (1978)
Mince Makelar (1978)
Luka Lama (1984)
Anissa (1986)
Biarkan Indonesia Tanpa Koran (1986)
Oh Indonesia (1992)
Imelda Mardun (1992)
Maumere (1993)
Joned (1993)
Mesin Mesin Pembunuh (1994)
Merdeka (1995)
Suara Dari Jalanan (1996)
Demokrasi Otoriter (1996)
Pemandangan (1996)
Jambore Wisata (1996)
Suhu (1997)
Aku Tak Punya Apa-Apa (1997)
Cerita Lama Tiananmen (1998)
Serdadu dan Kutil (1998)
15 Juta (1998)
Mencari Kata Kata (1998)
Malam Sunyi (1999)
Sketsa Setan Yang Bisu (2000)
Indonesiaku (2001)
Kemarau (2003)
Lagu Sedih (2003)
Kembali Ke Masa Lalu (2003)
Harapan Tak Boleh Mati (2004)
Saat Minggu Masih Pagi (2004)
Repot Nasi / Sami Mawon (2005)
Hari Raya Bumi (2007)
Perempuan Keumala / Laksamana Malahayati (2007)
Hari Raya Bumi (2007)
Berita Cuaca (2008)
Jendral Tua (2008)
Paman Zam
Kapal Bau Pesing
Makna Hidup Ini
Selamat Tinggal Ramadhan
Nyatakan Saja
Berputar Putar
Aku Menyayangimu
Air dan Batu
Lagu Pegangan
Semut Api dan Cacing Kecil
Kata-Kata
Sepak Bola
Pukul Dua Malam
Penjara
Belatung
Nyanyian Sopir
Bunga Kayu di Beranda
Aku Bergelora
Suara Dari Jalanan
Penghargaan
Juara harapan Lomba Musik Humor (1979).
Juara I Festival Musik Country (1980).
Gold record, lagu Oemar Bakri, PT. Musica Studio’s.
Silver record, penyanyi & pencipta lagu Ethiopia, PT. Musica Studio’s.
Penghargaan prestasi artis HDX 1987 – 1988, pencipta lagu Buku Ini Aku Pinjam.
Penyanyi pujaan, BASF, (1989).
The best selling, album Mata Dewa, BASF, 1988 – 1989.
Penyanyi rekaman pria terbaik, album Anak Wayang, BASF Award XI, 18 April 1996.
Penyanyi solo terbaik Country/Balada, Anugrah Musik Indonesia – 1999.
Presents This Certificate To Iwan Fals In Recognition Of The Contribution To Cultural Exchange Between Korea and Indonesia, 25 September 1999.
Penyanyi solo terbaik Country/Balada AMI Sharp Award (2000).
Video klip terbaik lagu Entah, Video Musik Indonesia periode VIII – 2000/2001.
Triple Platinum Award, Album Best Of The Best Iwan Fals, PT. Musica Studio’s – Juni 2002.
6th AMI Sharp Award, album terbaik Country/Balada.
6th AMI Sharp Award, artis solo/duo/grup terbaik Country/Balada.
Pemenang video klip terbaik edisi – Juli 2002, lagu Kupu-Kupu Hitam Putih, Video Musik Indonesia, periode I– 2002/2003.
Penghargaan album In Collaboration with, angka penjualan diatas 150.000 unit, PT. Musica Studio’s - Juni 2003.
Triple Platinum Award, album In Collaboration with, angka penjualan diatas 450.000 unit, PT. Musica Studio’s – November 2003.
7th AMI Award 2003, Legend Awards.
7th AMI Award 2003, Penyanyi Solo Pria Pop Terbaik.
Penghargaan MTV Indonesia 2003, Most Favourite Male.
SCTV Music Award 2004, album Ngetop! (pop) In Collaboration with.
SCTV Music Award 2004, Penyanyi Pop Ngetop.
Anugrah Planet Muzik 2004.
Generasi Biang Extra Joss – 2004.
8th AMI Samsung Award, Karya Produksi Balada Terbaik.
SCTV Music Award 2005, album pop solo ngetop Iwan Fals In Love.
With The Compliment Of Metro TV.
Partisipasi dalam acara konser Salam Lebaran 2005, PT. Gudang Garam Indonesia.
"Aku lahir tanggal 3 September 1961. Kata ibuku, ketika aku berumur bulanan, setiap kali mendengar suara adzan maghrib aku selalu menangis. Aku nggak tau kenapa sampai sekarang pun aku masih gambang menangis. Biar begini-begini, aku orangnya lembut dan gampang tersentuh. Sebagai contoh, menyaksikan berita di televisi yang memberitakan ada orang sukses lalu medapatkan penghargaan atas prestasinya, aku pun bisa menangis. Melihat seorang ibu yang menunjukkan cinta kasihnya pada anaknya, juga bisa membuat aku tersentuh dan lalu menangis.
Bicara perjalanan karir musikku, dimulai ketika aku aktif ngamen di Bandung. Aku mulai ngamen ketika berumur 13 tahun. Waktu itu aku masih SMP. Aku belajar main gitar dari teman-teman nongkrongku. Kalau mereka main gitar aku suka memperhatikan. Tapi mau nanya malu. Suatu hari aku nekat memainkan gitar itu. Tapi malah senarnya putus. Aku dimarahi. Sejak saat itu, gitar seperti terekam kuat dalam ingatanku. Kejadian itu begitu membekas dalam ingatanku.
Dulu aku pernah sekolah di Jeddah, Arab Saudi, di KBRI selama 8 bulan. Kebetulan di sana ada saudara orang tuaku yang nggak punya anak. Karena tinggal di negeri orang, aku merasakan sangat membutuhkan hiburan. Hiburan satu-satunya bagiku adalah gitar yang kubawa dari Indonesia. Saat itu ada dua lagu yang selalu aku mainkan, yaitu Sepasang Mata Bola dan Waiya.
Waktu pulang dari Jeddah pas musim Haji. Kalau di pesawat orang-orang pada bawa air zam-zam, aku cuma menenteng gitar kesayanganku. Dalam perjalanan dalam pesawat dari Jeddah ke Indonesia, pengetahuan gitarku bertambah. Melihat ada anak kecil bawa gitar di pesawat, membuat seorang pramugari heran. Pramugari itu lalu menghampiriku dan meminjam gitarku. Tapi begitu baru akan memainkan, pramugari itu heran. Soalnya suara gitarku fals. "Kok kayak gini steman-nya?" tanyanya. Waktu itu, meski sudah bisa sedikit-sedikit aku memang belum bisa nyetem gitar. Setelah membetulkan gitarku, pramugari itu lalu mengajariku memainkan lagu Blowing in the Wind-nya Bob Dylan.
Waktu sekolah di SMP 5 Bandung aku juga punya pengalaman menarik dengan gitar. Suatu ketika, seorang guruku menanyakan apakah ada yang bisa memainkan gitar. Meski belum begitu pintar, tapi karena ada anak perempuan yang jago memainkan gitar, aku menawarkan diri. "Gengsi dong," pikirku waktu itu. Maka jadilah aku pemain gitar di vokal grup sekolahku.
Kegandrunganku pada gitar terus berlanjut. Saat itu teman-teman mainku juga suka memainkan gitar. Biasanya mereka memainkan lagu-lagu Rolling Stones. Melihat teman-temanku jago main gitar, aku jadi iri sendiri. Aku ingin main gitar seperti mereka. Daripada nggak diterima di pergaulan, sementara aku nggak bisa memainkan lagu-lagu Rolling Stones, aku nekat memainkan laguku sendiri. Biar jelek-jelek, yang penting lagu ciptaanku sendiri, pikirku.
Untuk menarik perhatian teman-temanku, aku membuat lagu-lagu yang liriknya lucu, humor, bercanda-canda, merusak lagu orang. Mulailah teman-temanku pada ketawa mendengarkan laguku.
Setelah merasa bisa bikin lagu, apalagi bisa bikin orang tertawa, timbul keinginan untuk mencari pendengar lebih banyak. Kalau ada hajatan, kawinan, atau sunatan, aku datang untuk menyanyi. Dulu manajernya Engkos, yang tukang bengkel sepeda motor. Karena kerja di bengkel yang banyak didatangi orang, dia selalu tahu kalau ada orang yang punya hajatan.
Di SMP aku sudah merasakan betapa pengaruh musik begitu kuat. Mungkin karena aku nggak punya uang, nggak dikasih kendaraan dari orang tua untuk jalan-jalan, akhirnya perhatianku lebih banyak tercurah pada gitar. Sekolahku mulai nggak benar. Sering bolos, lalu pindah sekolah.
Aku merasakan gitar bisa menjawab kesepianku. Apalagi ketika sudah merasa bisa bikin lagu, dapat duit dari ngamen, mulailah aku sombong. Tetapi sesungguhnya semuanya itu kulakukan untuk mencari teman, agar diterima dalam pergaulan.
Suatu ketika ada orang datang ke Bandung dari Jakarta. Waktu itu aku baru sadar kalau ternyata lagu yang kuciptakan sudah terkenal di Jakarta. Maksudku sudah banyak anak muda yang memainkan laguku itu. Malah katanya ada yang mengakui lagu ciptaanku.
Sebelum orang Jakarta yang punya kenalan produser itu datang ke Bandung, aku sebetulnya sudah pernah rekaman di Radio 8 EH. Aku bikin lagu lalu diputar di radio itu. Tapi radio itu kemudian dibredel.
Setelah kedatangan orang Jakarta itu, atas anjuran teman-temanku, aku pergi ke Jakarta. Waktu itu aku masih sekolah di SMAK BPK Bandung. Sebelum ke Jakarta aku menjual sepeda motorku untuk membuat master. Aku tidak sendirian. Aku bersama teman-teman dari Bandung: Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul.
Kami lalu rekaman. Ternyata kasetnya tidak laku. Ya, sudah, aku ngamen lagi, kadang-kadang ikut festival. Setelah dapat juara di festival musik country , aku ikut festival lagu humor. Kebetulan dapat nomor. Oleh Arwah Setiawan (almarhum) lagu-lagu humorku lalu direkam, diproduseri Handoko. Nama perusahaannya ABC Records. Aku rekaman ramai-ramai, sama Pepeng (kini pembawa acara kuis Jari-jari, jadi MC, dll), Krisna, dan Nana Krip. Tapi rekaman ini pun tak begitu sukses. Tetap minoritas. Hanya dikonsumsi kalangan tertentu saja, seperti anak-anak muda.
Akhirnya aku rekaman di Musica Studio. Sebelum ke Musica, aku sudah rekaman sekitar 4 sampai 5 album. Setelah rekaman di Musica itu, musikku mulai digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani Willy Soemantri".
Diskografi
Yang Muda Yang Bercanda I : Album ini diedarkan oleh LHI (Lembaga Humor Indonesia) dibawah bendera ABC Records. Ini adalah awal karir Iwan Fals setelah dia menjadi juara pertama lomba musik humor yang diadakan oleh LHI, kemudian LHI menerbitkan album ini yang isinya adalah rekaman live peserta lomba musik humor, lagu dan cerita dengan mc Otong Lenon. Dalam sampul kaset ini nama Iwan Fals masih ditulis dengan ejaan Iwan False.
Yang Muda Yang Bercanda II : Ini merupakan sambungan dari jilid pertama, isinya masih sama yaitu rekaman live lomba musik humor yang diadakan oleh LHI. Artis pendukung yang tertulis dalam sampul album ini antara lain Klombhoor Group, Tom Slepe, Iwan False, Yusuf Lubis, dan mc Otong Lenon. Iwan Fals di sini menyanyikan lagu antara lain Frustasi dan Imitasi versi live sama persis dengan rekaman yang sekarang beredar dalam album Frustasi kopian baru. Lagu-lagunya antara lain: 1. Frustasi 2. Imitasi.
Canda Dalam Nada : Sesuai dengan janjinya, pemenang lomba musik humor akan dibuatkan album sendiri. LHI bersama ABC Records menerbitkan album solo ini dari rekaman live pada acara lomba. Pada album ini nama Iwan Fals diubah, kalau sebelumnya memakai nama Iwan False, diganti menjadi Iwan Fales. Lagu-lagunya antara lain : 1. Disco Cangkeling 2. Dongeng Tidur 3. Generasi Frustasi 4. Imitasi 5. Jaman Edan 6. Johni Kesiangan 7. Kisah Motorku 8. Pengamen 9. Pie Pie.
Canda Dalam Ronda : Masih bersama ABC Records, Iwan diberikan sebuah album penghargaan karena dia telah memenangi lomba musik humor. Album ini hanya berisi 4 buah lagu yang diambil dari album Canda Dalam Nada yang semuanya dinyanyikan oleh Iwan Fals dan dibantu GM Selo (Gerak Musik Seloroh) juara lomba lawak mahasiswa yang anggotanya adalah Pepeng, Krisna Abu, Bang Nana, Mas Taufik. Nama Iwan Fals di sini ditulis dengan ejaan "Iwan Fales". Dan cover album ini yang berupa karikatur digambar oleh Dwi Koen seorang kartunis yang terkenal dengan tokoh karikatur Panji Koming. Semua debut Iwan Fals bersama ABC Records tidak lepas dari peran Arwah Setiawan. Lagu-lagunya antara lain : 1. Ambulan Zig-Zag 2. Dongeng Tidur 3. Joni Kesiangan 4. Kopral.
Perjalanan : Bersama grup bandnya yang bernama Amburadul, dapat dikatakan ini adalah album pertama Iwan Fals, seluruhnya berisi lagu baru dengan single hits lagu Perjalanan. Aroma Bob Dylan sangat kental di sini ditambah dengan suara Iwan yang nyempreng dan irama country ballads sangat sesuai dengan lirik yang sangat sosial. Pada album ini nama Helmie dan Totok Gunarto bernyanyi pada beberapa lagu seperti Alasan, Ibu, Gaya Travolta dan Inspirasi. Album ini adalah lanjutan dari kontrak dengan LHI untuk mengorbitkan pemenang lomba musik humor. Lagu-lagunya antara lain : 1. Aku Berjalan 2. Alasan 3. Bencana Alam 4. Gaya Travolta 5. Ibu 6. Inspirasi 7. Mak 8. Pemborong Jalan 9. Perjalanan 10. Wanita Tiruan.
Sarjana Muda : Album ini dapat dibilang adalah awal karir Iwan Fals di dunia musik profesional. Setelah kontrak dengan ABC Records selesai, Iwan Fals meneken kontrak dengan Musica Studios. Music director dikerjakan oleh Willy Soemantri, didukung oleh Amir Katamsi, Luluk Purwanto. Idris Sardi menjadi bintang tamu mengisi suara biola pada lagu Guru Oemar Bakrie. Masyarakat Indonesia yang pada saat itu kenyang disuguhi lagu dengan nuansa cinta mendapat suguhan segar dari lirik-lirik lagu Iwan Fals yang bernuansa kritik sosial. Iwan adalah sosok yang selalu berpindah-pindah. Bukan hanya dalam hal berkarya. Tapi juga dengan siapa bekerja sama. Lagu-lagunya antara lain : 1. 22 Januari 2. Ambulance Zig Zag 3. Bangunlah Putra Putri Pertiwi 4. Bung Hatta 5. Doa Pengobral Dosa 6. Guru Oemar Bakrie 7. Sarjana Muda 8. Si Tua Sais Pedati 9. Yang Terlupakan.
Opini : Dengan musisi pendukung yang hampir sama, album ini menjadi lebih nakal liriknya. Lagu Galang Rambu Anarki menyentuh emosi pendengarnya, rupanya Iwan Fals mengambil momen kenaikan harga BBM yang dianggap tinggi saat itu bersamaan dengan kelahiran anak pertamanya menyebabkan harga-harga menjadi melonjak. Ada lagi lagu Obat Awet Muda yang liriknya gamblang menceritakan perselingkuhan membuat panas telinga hidung belang, juga lagu Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu yang sebenarnya lagu cinta, namun oleh sebagian orang diartikan sebagai suatu penghinaan secara halus terhadap penguasa saat itu. Lagu-lagunya antara lain : 1. Ambisi 2. Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu 3. Galang Rambu Anarki 4. Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi 5. Obat Awet Muda 6. Opiniku 7. Sapuku Sapumu Sapu Sapu 8. Tak Biru Lagi Lautku 9. Tarmijah Dan Problemanya.
Sumbang : Ian Antono dan Abadi Soesman menjadi musisi pendukung dalam album ini,menjadikan warna baru dalam lagu-lagu Iwan Fals. Lagu Sumbang keras lirik protesnya. Ada lagu Celoteh Camar Tolol Dan Cemar yang menceritakan tenggelamnya kapal penumpang Tampomas II. Ada kesalahan cetak dalam album ini yaitu lagu Jendela Kelas I, seharusnya judul hanya Jendela Kelas namun ketambahan angka I (satu), maksudnya angka I (satu) tersebut adalah editing pertama. Lagu-lagunya antara lain : 1. Asmara Tak Secengeng Yang Aku Kira 2. Berikan Pijar Matahari 3. Celoteh Camar Tolol Dan Cemar 4. Jendela Kelas I 5. Kereta Tiba Pukul Berapa 6. Puing 7. Semoga Kau Tak Tuli Tuhan 8. Siang Pelataran SD Sebuah Kampung 9. Sumbang.
Sugali : Lagu Sugali menjadi hits, dikerjakan bersama Chilung Ramali, menceritakan tentang preman yang menjadi target sasaran petrus (penembak misterius) yang marak pada dekade 80-an. Tetapi yang menjadi persoalan pada album ini yaitu adanya lagu Serdadu yang isinya bercerita tentang prajurit yang kurang diperhatikan kesejahteraannya, yang gajinya dipotong oleh komandannya. Lagu-lagunya antara lain : 1. Azan Subuh Masih Di Telinga 2. Berkacalah Jakarta 3. Maaf Cintaku 4. Nak 5. Rindu Tebal 6. Serdadu 7. Siang Seberang Istana 8. Sugali 9. Tolong Dengar Tuhan.
Barang Antik : Bersama music director Willy Soemantri, Iwan membuka diri menerima karya orang lain untuk dinyanyikan. Hanya lagu Jangan Bicara yang diciptakan oleh Iwan Fals. Selebihnya diciptakan oleh Diat, Yoesyono, Chilung Ramali, Jaya Susanto, Dama, Richard Kyoto, Tommy dan Marie, Willy dan Tommy. Lagu Barang Antik bercerita tentang angkutan tua (oplet) yang tergusur dengan angkutan lain seperti bis, mikrolet dan bajaj namun tetap beroperasi dipinggiran kota. Lagu Jangan Bicara menjadi kontroversi karena liriknya yang sangat pedas. Lagu-lagunya antara lain : 1. Asmara Dan Pancaroba 2. Barang Antik 3. Jalan Yang Panjang Berliku 4. Jangan Bicara 5. Kumenanti Seorang Kekasih 6. Neraka Yang Asyik 7. Nyanyianmu 8. Salah Siapa 9. Sunatan Masal 10. Tante Lisa.
Sore Tugu Pancoran : Masih bersama Willy Soemantri, album ini meledak di pasaran. Karena muncul bersamaan dengan film yang dibintangi Iwan Fals dengan judul Damai Kami Sepanjang Hari. Film ini bercerita tentang kehidupan pengamen yang menjadi sukses rekaman dan diisi dengan lagu-lagu Iwan. Album ini secara tidak langsung dapat dikatakan menjadi soundtrack film tersebut. Ada lagu Ujung Aspal Pondok Gede yang berkisah tentang penggusuran. Sore Tugu Pancoran bercerita tentang anak sekolah yang menjadi penjual koran. Lagu-lagunya antara lain : 1. Aku Antarkan 2. Angan dan Ingin 3. Berapa 4. Cik 5. Damai Kami Sepanjang Hari 6. Intermezo 7. Sore Tugu Pancoran 8. Tince Sukarti Binti Machmud 9. Ujung Aspal Pondok Gede 10. Yang Tersendiri.
Kelompok Penyanyi Jalanan : Album ini dapat dibilang bagi-bagi rezeki antara Iwan Fals dengan kawan-kawannya sesama pengamen yang tergabung dalam Kelompok Pengamen Jalanan (KPJ). Dengan menggunakan nama Iwan Fals yang sudah terkenal, KPJ membuat album ini didukung oleh Herry Lintauw, Anto Baret, Swartato, Eko Partiteur. Iwan sendiri hanya bernyanyi penuh pada lagu Kembang Pete, Kupaksa Untuk Melangkah, dan Dua Menit Sepuluh Detik. Sawung Jabo turut berpartisipasi dalam lagu Penari Jalanan. Lagu-lagunya antara lain : 1. Dua Menit Sepuluh Detik 2. Kaum Urbanis 3. Kembang Pete 4. Krisis Pemuda 5. Kupaksa Untuk Melangkah 6. Penari Jalanan 7. Senandung Istri Bromocorah 8. Serenade 9. Sumbang 10. Warijem Dan Tukiman.
Ethiopia : Di ilhami dari bencana kelaparan di Ethiopia, album ini cukup laris di pasaran karena peredarannya sangat pas dengan momen tersebut. Ada lagu Willy yang bercerita tentang sahabat Iwan yaitu WS.Rendra yang kabarnya mengasingkan diri karena dicekal oleh pemerintah sebab puisi-puisinya yang keras. Lagu Tikus-Tikus Kantor yang liriknya menarik dan lucu sangat sesuai dengan kenyataan. Dan lagu 14-4-84, konon lagu ini sempat dilarang dinyanyikan oleh aparat kepolisian saat Iwan konser di Sumatera. Lagu-lagunya antara lain : 1. 14 - 4 - 84 2. Berandal Malam Di Bangku Terminal 3. Bunga Bunga Kumbang Kumbang 4. Entah 5. Ethiopia 6. Kontrasmu Bisu 7. Lonteku 8. Sebelum Kau Bosan 9. Tikus Tikus Kantor 10. Willy.
Aku Sayang Kamu : Album ini meledak dipasaran karena lagu Aku Sayang Kamu yang cocok dengan remaja yang sedang kasmaran, dan saat itu lagu-lagu cinta banyak yang "cengeng", Iwan menciptakan lagu cinta dengan musik gembira dan lirik gamblang. Musik directornya Bagoes A.A., lagu-lagunya begitu nge-pop. Selama beberapa bulan lagu ini menduduki puncak tangga lagu di radio-radio. Lagu-lagunya antara lain : 1. Aku Sayang Kamu 2. Gali Gongli 3. Jangan Tutup Dirimu 4. Kota 5. Lho 6. Selamat Tinggal Malam 7. Timur Tengah I 8. Timur Tengah II 9. Ya Hui Ha He Ha 10. Yayaya Oh Ya.
Lancar : Album ini dikerjakan Iwan bersama sahabat lamanya yaitu Dama Gaok dan Maman Piul. Hits Lancar, Kereta Tua dan Nenekku Okem memiliki irama country khas Iwan. Pada lagu Yakinlah Iwan berduet dengan Elly Sunarya. Lagu-lagunya antara lain : 1. Cantik Munafik 2. Columbia 3. Kereta Tua 4. Kota 5. Kuli Jalan 6. Lancar 7. Nelayan 8. Nenekku Okem 9. Sentuhan 10. Yakinlah.
Wakil Rakyat : Album yang musiknya digarap Bagoes A.A. ini meledak dipasaran menjelang pemilu dan menimbulkan kontroversi hebat. Lagu Wakil Rakyat yang mengisahkan wakil rakyat yang suka tidur waktu rapat ditanggapi sinis oleh penguasa. Lagu ini bahkan sempat dicekal tidak boleh ditayangkan di televisi. Namun Iwan dan Musica tidak kurang senjata, hits Mata Indah Bola Pingpong menjadi cadangan yang tidak kalah larisnya. Radio-radio meletakkan lagu ini pada puncak tangga lagu Indonesia selama beberapa bulan. Juga ada lagu "Potret Panen" yang berkisah tentang bencana hama wereng yang menghabiskan panenan padi petani.
Lagu-lagunya antara lain : 1. Di Mana 2. Diet 3. Emak 4. Guru Zirah 5. Libur Kecil Kaum Kusam 6. Mata Indah Bola Pingpong 7. PHK 8. Potret Panen Mimpi Wereng 9. Surat Buat Wakil Rakyat 10. Teman Kawanku Punya Teman.
Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu : Tidak ada lagu baru di album ini. Hanya lagu lama yang dinyanyikan ulang yaitu lagu Antara Kau, Aku Dan Bekas Pacarmu, Yang Tersendiri, Sebelum Kau Bosan dan Aku Antarkan. Selebihnya hanya lagu lama dan single Kemesraan karya Franky S versi keroyokan dengan artis-artis Musica diikutkan dalam album ini. Music directornya Bagoes A.A. Pada album ini suara Iwan lebih berat dan tidak nyempreng seperti sebelumnya. Lagu Antara Kau, Aku Dan Bekas Pacarmu mencetak hits. Lagu-lagunya antara lain : 1. Aku Antarkan 2. Antara Kau Aku Dan Bekas Pacarmu 3. Entah 4. Jalan Yang Panjang Berliku 5. Jangan Tutup Dirimu 6. Kemesraan 7. Maaf Cintaku 8. Nyanyianmu 9. Sebelum Kau Bosan 10. Yang Tersendiri.
1910 : Iwan mempercayakan Ian menjadi music director, seketika warna musik Iwan berubah menjadi lebih nge-rock dan garang. Lagu 1910 yang menceritakan tentang kecelakaan kereta api di Bintaro pada tanggal 19 Oktober dibawakan Iwan dengan gaya bernyanyi yang tidak seperti biasanya. Iwan seperti mendapat atmosfir baru pada lagu-lagunya yang lebih terkesan dewasa. Album ini mendapat sambutan positif. Beberapa lagunya meledak dan album ini mencatat penjualan yang besar. Lagu Buku Ini Aku Pinjam menduduki posisi teratas tangga lagu tidak tergeser selama beberapa bulan di radio-radio, membuktikan bahwa Iwan memiliki nilai jual yang tinggi. Lagu-lagunya antara lain : 1. 1910 2. Ada Lagi Yang Mati 3. Balada Orang-Orang Pedalaman 4. Buku Ini Aku Pinjam 5. Engkau Tetap Sahabatku 6. Ibu 7. Mimpi Yang Terbeli 8. Nak 9. Pesawat Tempurku 10. Semoga Saja Kau Benar.
Mata Dewa : Album ini adalah gebrakan terbesar sepanjang sejarah musik Iwan Fals. Setiawan Djodi selaku pemilik Airo Records tertarik dengan kolaborasi Iwan dan Ian Antono pada album 1910. Dia mengajak Iwan dan Ian bergabung di bawah bendera perusahaan rekamannya untuk membuat album Mata Dewa. Kebetulan kontrak Iwan dengan Musica sudah berahir. Album ini dikerjakan dengan sangat profesional didukung teknologi yang canggih. Hasilnya, luar biasa, meledak di pasaran. Vokal Iwan menjadi lebih nge-rock, musiknya kental dengan nuansa rock ballads. Lagu-lagunya antara lain : 1. Air Mata Api 2. Bakar 3. Berkacalah Jakarta 4. Mata Dewa 5. Nona 6. Perempuan Malam 7. PHK 8. Pinggiran Kota Besar 9. Puing 10. Yang Terlupakan.
Swami : Lagu Bento dan Bongkar menjadi hitsnya. Dua lagu Bento dan Bongkar memiliki sejarah sendiri dalam penciptaannya. Pada saat itu, Iwan masih tinggal di bilangan Condet. Saat menulis lagu Bongkar, iwan kedatangan seorang fans-nya dari Palu yang mengaku bernama Marlon Brando. Iwan sedikit ragu dengan pengakuan fans-nya itu. Tapi si Marlon Brando ini ngotot bahwa namanya memang itu. Karena si Marlon tak berhasil meyakinkan Iwan, maka dia meminta dikasih nama. Maka Iwan pun kasih nama baru untuk Marlon Brando : Namaku Dari Palu. Sedang lagu Bento memiliki multi dimensi untuk ditafsirkan. Padahal Bento sendiri diambil dari nama ayamnya. Lagu-lagunya antara lain : 1. Badut 2. Bento 3. Bongkar 4. Bunga Trotoar 5. Cinta 6. Condet 7. Eseks Eseks Udug Udug (Nyanyian Ujung Gang) 8. Oh Ya 9. Perjalanan Waktu 10. Potret.
Kantata Takwa : Menyusul sukses album Swami, ambisi Setiawan Djodi dalam musik semakin meluap. Didukung musisi dari Swami ditambah dengan WS Rendra dan Kelompok Bengkel Theater juga Jocky S., Djodi membentuk band baru lagi yang bernama Kantata Takwa. Vokalis utama tetap Iwan Fals. Album perdana ini dikerjakan lebih gila lagi dari album lainnya, konsep musik yang fenomenal dan megah mengantarkan grup ini menjadi grup papan atas yang tidak ada bandingannya. Album ini benar-benar hebat dan menjadi album paling dicari saat itu. Mungkin kita masih ingat bagaimana ratusan orang sampai harus antri di toko-toko kaset hanya untuk membeli kaset ini. Lagu-lagunya antara lain : 1. Air Mata 2. Balada Pengangguran 3. Gelisah 4. Kantata Takwa 5. Kesaksian 6. Nocturno 7. Orang Orang Kalah 8. Paman Doblang 9. Rajawali 10. Sang Petualang.
Cikal : Boleh dibilang album ini kolaborasi para jawara musik jazz dan rock tanah air. Embong Raharjo, Mates, Gilang Ramadhan adalah para musisi yang eksistensi di ranah jazz tak diragukan lagi. Sedang Totok Tewel dan Cok Rampal berada di jalur musik rock dan tradisi. Jadi kompletlah menu musik di album Cikal. Walau dengan balutan yang elegan dan manis, tapi lewat lirik-liriknya, Iwan tetap tegas. Dia menolak rencana proyek pembangkit listrik tenaga nuklir di gunung Muria. Menurut Iwan masih ada sumber energi angin, panas bumi, matahari dan arus laut. Di bawah bendera Indo Music Box Iwan meluncurkan album Cikal. Lagu-lagunya antara lain : 1. "...." 2. Ada 3. Alam Malam 4. Cendrawasih 5. Cikal 6. Intro 7. Proyek 13 8. Pulang Kerja 9. Untuk Bram 10. Untuk Yani.
Swami II : Setiawan Djodi kembali mengajak Iwan Fals membuat album Swami jilid II. Namun album ini tak seheboh album yang pertama. Iwan Fals sendiri malah tidak menjadi vokalis utama pada hits yang dipromokan. Lagu yang dinyanyikan Iwan "Nyanyian Jiwa", "Kebaya Merah", "Robot Bernyawa", "Sangkala". Di lagu Nyanyian Jiwa mengaku dirinya tengah goyah dalam bahasa Iwan mengaku sedang gerhana. Iwan merasakan kegelisahan yang amat dahsyat, seperti tengah mencari dirinya. Satu hari datanglah Sawung jabo meyodorkan lirik lagu Nyanyian Jiwa. Secara kebetulan, Iwan memiliki melodi lagu yang belum ada syairnya. Lagu-lagunya antara lain : 1. Hio 2. Kebaya Merah 3. Koran 4. Kuda Lumping 5. Na Na Na Na 6.Nyanyian Jiwa 7. Robot Bernyawa 8. Rog Rog Asem 9. Sangkala.
Belum Ada Judul : Album ini menjadi salah satu master piece dari Iwan Fals, karena proses rekamannya secara live tanpa diedit. Dan Iwan hanya bernyanyi pakai gitar dan Harmonika yang dimainkan sendiri, tanpa musik pengiring tanpa backing vokal. Hits dalam album ini adalah Belum Ada Judul, lagu yang sederhana namun dalam maknanya. Kesederhanaan Iwan di sini tetap menjadi jaminan nilai jual. Di bawah bendera Harpa Records, album Iwan tampil dengan polos yang menunjukkan inilah sesungguhnya seorang Iwan Fals. Lagu-lagunya antara lain : 1. Aku Disini 2. Belum Ada Judul 3. Besar Dan Kecil 4. Coretan Dinding 5. Di Mata Air Tidak Ada Air Mata 6. Ikrar 7. Iya Atau Tidak 8. Mencetak Sawah 9. Mereka Ada Di Jalan 10. Panggilan Dari Gunung 11. Potret.
Hijau : Di sini Iwan dan beberapa musisi seperti Heirrie Buchaery, Jerry Soedianto, Cok Rampal, Bagoes AA, Iwang Noorsaid, Arie Ayunir dan Jalu mencoba membuat konsep musik yang sangat alam, penuh perkusi, dipayungi bendera Pro Sound. Lagu-lagunya antara lain : 1. Hijau 2. Lagu Dua 3. Lagu Tiga 4. Lagu Empat 5. Lagu Lima 6. Lagu Enam 7. Lagu Tujuh.
Dalbo : Iwan dan musisi pendukung dalam grup Swami membentuk grup band Dalbo, musiknya sederhana namun berbobot. Lagu-lagunya antara lain : 1. Aku Bosan 2. Bidadari Senjakala 3. Dalbo 4. Dunia Binatang 5. Hua Ha Ha 6. Hura Hura Huru Hara 7. Ini Si Trendy 8. Karena Kau Bunda Kami 9. Kwek Kwek Kwek 10. Sudrun.
Orang Gila : Bersama Billy J. Budihardjo Iwan membuat album baru yang dari judulnya sudah menarik perhatian. Orang Gila menjadi hits yang lumayan laku bersama lagu Awang Awang dan Satu Satu. Lagu-lagunya antara lain : 1. Awang Awang 2. Doa Dalam Sunyi 3. Lagu Cinta 4. Lingkaran Hening 5. Menunggu Ditimbang Malah Muntah 6. Orang Gila 7. Puisi Gelap 8. Satu Satu.
Anak Wayang : Iwan Fals bersama Sawung Jabo meluncurkan album Anak Wayang ini untuk mengisi kekosongan yang ada, Iwan yang mulai gelisah berkarya, dibantu oleh Jabo untuk bangkit. Hasilnya album ini yang sederhana dan berbobot. Lagu-lagunya antara lain : 1. Anak Wayang 2. Di Hatimu Aku Berlindung 3. Jogja 4. Lingkaran Aku Cinta Padamu 5. Nasib Nyamuk 6. Telaga Dan Bencana.
Kantata Samsara : Melanjutkan sukses Kantata Takwa, Setiawan Djodi kembali mengajak Iwan Fals dan kawan-kawan meluncurkan album Kantata Samsara. Album ini sejenis dengan Kantata Takwa, sama fenomenalnya dan megah. Lagu-lagunya antara lain : 1. Anak Zaman 2. Asmaragama 3. Bunga Matahari 4. For Green And Peace 5. Lagu Buat Penyaksi 6. Langgam Lawu 7. Nyanyian Preman 8. Pangeran Brengsek 9. Panji-Panji Demokrasi 10. Samsara 11. Songsonglah.
Best Of The Best : Pada album ini Iwan mengaransemen ulang dua buah lagu lamanya yaitu lagu Entah dan Kumenanti Seorang Kekasih. Selebihnya hanya kumpulan lagu-lagu lama. Album ini cukup sukses di pasaran, wajar dirindukan penggemarnya karena cukup lama Iwan tidak tampil setelah anak pertamanya Galang Rambu Anarki meninggal dunia. Dalam album ini Iwan seperti terlahir kembali, gaya vokalnya berubah, namun tetap berbobot. Iwan kembali dipayungi bendera Musica. Lagu-lagunya antara lain : 1. Aku Sayang Kamu 2. Antara Aku Kau dan Bekas Pacarmu 3. Belum Ada Judul 4. Celoteh Camar Tolol dan Cemar 5. Entah 6. Ethiopia 7. Galang Rambu Anarki 8. Guru Oemar Bakrie 9. Kemesraan 10. Kumenanti Seorang Kekasih 11. Lancar 12. Mata Indah Bola Pingpong 13. Mimpi Yang Terbeli 14. Orang Pinggiran 15. Pesawat Tempurku 16. Sarjana Muda 17. Sore Tugu Pancoran 18. Sugali 19. Surat Buat Wakil Rakyat 20. Tikus Tikus Kantor.
Suara Hati : Iwan Fals benar-benar lahir kembali, setelah di album sebelumnya orang bertanya-tanya karena Iwan hanya mengaransemen ulang lagu-lagu lama, pada album ini seluruhnya benar-benar baru. Mulai lagu, vokal, musik, benar-benar fresh. Album ini menjawab pertanyaan tentang kevakuman Iwan dalam bermusik. Lagu-lagu pada album ini berbobot, namun liriknya lebih dewasa tidak senakal dahulu. Iwan menjadi lebih profesional, karena telah memiliki manajemen pribadi yang digawangi oleh istrinya (Rosana). Iwan mulai rajin menggelar konser baik di TV maupun outdoor. Lagu-lagunya antara lain : 1. 15 Juli 1996 2. Belalang Tua 3. Dendam Damai 4. Di Ujung Abad 5. Doa 6. Hadapi Saja 7. Kupu Kupu Hitam Putih 8. Seperti Matahari 9. Suara Hati 10. Untuk Para Pengabdi 11. Untukmu Negeri.
In Collaboration With : Album ini mendapat triple platinum dan mendapat penghargaan sebagai album terbaik dan single terbaik. Album ini adalah kolaborasi Iwan dengan musisi muda berbakat seperti Pongky (Jikustik), Eross (Sheila On 7), Harry Roesli, Aziz (Jamrud), Piyu (Padi), Ahmad Dhani (Dewa), Tohpati, Kikan (Coklat), Heirrie Buchaery. Hits Aku Bukan Pilihan meledak di pasaran. Lagu-lagunya antara lain : 1. Aku Bukan Pilihan 2. Ancur 3. Belalang Tua (new version) 4. Hadapi Saja (new version) 5. Kupu Kupu Hitam Putih (new version) 6. Rinduku 7. Senandung Lirih 8. Sesuatu Yang Tertunda 9. Suara Hati (new version) 10. Sudah Berlalu.
Manusia Setengah Dewa : Album ini dikerjakan hanya dengan suara Iwan dan gitar akustik yang dimainkan sendiri. Seperti album Belum Ada Judul namun tanpa harmonika. Ada sedikit masalah pada peredaran album ini yaitu cover depannya diprotes sekelompok umat Hindhu karena menampilkan gambar salah satu dewa mereka. Iwan Fals bersama Musica menarik peredaran kaset dan mengganti cover depannya. Lagu-lagunya antara lain : 1. 16 Juli 1996 2. 17 Juli 1996 3. Asik Nggak Asik 4. Buktikan 5. Dan Orde Paling Baru 6. Desa 7. Manusia Setengah Dewa 8. Matahari, Bulan Dan Bintang 9. Mungkin 10. Ngeriku 11. Para Tentara 12. Politik Uang.
Iwan Fals In Love : Album ini muncul akhir tahun 2005, hanya berisi dua buah lagu baru yaitu Izinkan Aku Menyayangimu karya Rieka Roeslan diaransemen oleh Erwin Gutawa dan Selamat Tidur Sayang karya Titiek Puspa yang diaransemen oleh Andi Rianto. Ada pula lagu Rinduku yang diaransemen ulang. Selebihnya lagu lama. Lagu-lagunya antara lain : 1. Aku Bukan Pilihan 2. Buku Ini Aku Pinjam 3. Entah 4. Ijinkan Aku menyayangimu 5. Jangan Tutup Dirimu 6. Kemesraan 7. Kumenanti Seorang kekasih 8. Maaf Cintaku 9. Nyanyianmu 10. Rinduku 11. Selamat Tidur Sayang 12. Sesuatu Yang Tertunda 13. Yang Tersendiri.
50:50 : Album dari Iwan Fals sang maestro musik Indonesia yang diluncurkan pada awal bulan April 2007 ini dikemas dengan titel 50:50, dapat diartikan bahwa dari 12 lagu di sini 6 buah diciptakan oleh Iwan Fals dan 6 sisanya diciptakan oleh musisi lain seperti Bongky (BIP), Dewiq, Opick, Pongky (Jikustik), Digo, dan Yockie/Remy Soetansyah. Album ini memiliki perpaduan yang seimbang antara lagu bertema cinta dan yang bertema kritik sosial. Aransemennya dibantu oleh Bongky, Addie MS, Yockie Suryo Prayogo, Erwin Gutawa, Bagoes A.A dan Andi Bayou. Lagu-lagunya antara lain : 1. Apakah Aku Benar - Benar Memiliki Kamu 2. Cemburu 3. Ikan-Ikan 4. Ini Bukan Mimpi 5. KaSaCiMa 6. Mabuk Cinta 7. Masih Bisa Cinta 8. Negara 9. Pulanglah 10. Rubah 11. Tak Pernah Terbayangkan 12. Yang Tercinta.
14 – 04 – 84
15 Juli 1996
16 Juli 1996
17 Juli 1996
1910
2 Menit 10 Detik
22 Januari
8,8 mm Dalam KuasaMu (feat. Harry Suliztiarto)
Ada
Ada Lagi Yang Mati
Air Mata (feat. Jockie)
Air Mata Api
Aku Antarkan
Aku Berjalan
Aku Bosan
Aku Bukan Pilihan
Aku di Sini
Aku Milikmu (feat. Pongky)
Aku Sayang Kamu
Alam Malam
Alasan
Ambisi
Ambulance Zig Zag
Anak Wayang (feat. Sawung Jabo)
Anak Zaman (feat. Djody, Jabo and Jockie)
Ancur
Angan Dan Ingin (feat. Oddie Agam)
Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu
Antara Aku, Kau, Dan Bekas Pacarmu
Apakah Aku Benar Benar Memiliki Kamu
Apakah Aku Benar-benar Memiliki Kamu
Asik Nggak Asik
Asmara dan Pancaroba
Asmara Tak Secengeng Yang Aku Kira
Asmaragama (feat. W.S Rendra, Djody and Joki. S)
Awang-Awang (feat. Sawung Jabo)
Azan Subuh Masih Di Telinga
Badut (feat. Sawung Jabo)
Balada Orang Orang Pedalaman
Balada Pengangguran (feat. Jockie, Jabo and WS Rendra)
Bangunlah Putra Putri Pertiwi
Barang Antik
Belalang Tua
Belum Ada Judul
Bencana Alam
Bento
Bento (Lyric in English)
Berandal Malam Di Bangku Terminal
Berapa
Berikan Pijar Matahari
Berkacalah Jakarta
Besar dan Kecil
Bidadari Senjakala
Bongkar
Buktikan
Buku Ini Aku Pinjam
Bung Hatta
Bunga Bunga Kumbang Kumbang
Bunga Matahari (feat. Djody, Doddy and Joki. S)
Bunga Trotoar
Cair Lalu Mencari (feat. Cok Rampal)
Cantik Munafik
Celoteh Camar Tolol Dan Cemar
Cemburu
Cendrawasih (feat. Mahesa Ibrahim)
Cik
Cikal
Cinta
Columbia
Condet
Coretan Dinding
Dalbo
Damai Kami Sepanjang Hari
Dan Orde Paling Baru
Dendam Damai
Desa
Di Bawah Tiang Bendera (feat. Franky S, Ian Antono and Artis Musica)
Di Mata Air Tidak Ada Air Mata
Di Ujung Abad
Diet (feat. Bagoes A.A.)
DihatiMU Aku Berlindung (feat. Sawung Jabo)
Dimana (feat. Bagoes A.A.)
Doa
Doa Dalam Sunyi (feat. Jabo)
Doa Pengorbral Dosa
Dongeng Sebelum Tidur
Dunia Binatang
Emak
Engkau Tetap Sahabatku
Entah
Eseks eseks udug udug (Nyanyian Ujung Gang)
Ethiopia
For Green And Peace (feat. Djody, Doddy and Jabo)
Frustasi
Galang Rambu Anarki
Gali Gongli
Gaya Travolta
Gelisah
Generasi Frustasi
Guru Oemar Bakri
Guru Oemar Bakrie
Guru Zirah
Hadapi Saja
Haruskah Pergi (feat. Indra Lesmana)
Hatta
Hijau
Hijaukan Dunia
Hio (feat. Sawung Jabo)
Hua Ha Ha Ha
Hura hura Huru Hara
Ibu
Ijinkan Aku Menyayangimu
Ijinkan Aku Menyayangimu (feat. Rieka Roslan)
Ijinkan Aku Menyayangimu [new Cut]
Ikan Ikan
Ikrar
Imitasi
Ini Bukan Mimpi
Ini Si Trendy
Inspirasi
Intermezo
Intro
Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi
Iya Memang Kamu (feat. Cok Rampal)
Jalan yang Panjang Berliku
Jaman Edan
Jangan Bicara
Jangan Tutup Dirimu
Jendela Kelas Satu
Jogja (feat. Sawung Jabo)
Joni Kesiangan
Kantata Takwa (feat. Djody and Jockie)
Karena Kau Bunda Kami
KaSaCiMa
Katakan Kita Rasakan
Kaum Urbanis
Kebaya Merah
Kembang Pete
Kemesraan
Kereta Tiba Pukul Berapa
Kereta Tua
Kerete Tiba Pukul Berapa
Kesaksian
Kisah Motorku
Kontrasmu Bisu
Koran - Koranku (feat. Jocky)
Kota
Kota II
Krisis Pemuda
Ku Menanti Seorang Kekasih
Kuda Lumping (feat. Sawung Jabo)
Kudatangkan TubuhMu (feat. Harry Suliztiarto or Bambang Sirjohn)
Kuli Jalan
Kumenanti Seorang Kekasih
Kupaksa Untuk Melangkah
Kupu Kupu Hitam Putih
Kupu-kupu Hitam Putih
Kwek Kwek Kwek
Lagu Buat Penyaksi
Lagu Cinta
Lagu Dua
Lagu Empat
Lagu Enam
Lagu Lama Gaungnya Rata (feat. Cok Rampal)
Lagu Lima
Lagu Pemanjat
Lagu Satu
Lagu Tiga
Lancar
Langgam Lawu (feat. Doddy, Jabo and Jockie)
Lho
Libur Kecil Kaum Kusam
Lingkaran Aku Cinta Padamu (feat. Sawung Jabo)
Lingkaran Hening (feat. Jabo)
Lonteku
Maaf Cintaku
Maafkan Cintaku
Mabuk Cinta
Mak
Manusia 1/2 Dewa
Manusia Setengah Dewa
Masih Bisa Cinta
Mata Dewa
Mata Hati
Mata Indah Bola Ping Pong
Mata Indah Bola Pingpong
Matahari Bulan Dan Bintang
Mencetak Sawah
Menunggu Ditimbang Malah Muntah
Merdeka
Mereka Ada di Jalan
Mimpi Yang Terbeli
Model Gombrang
Mungkin
Na Na Na Na (feat. Jabo and Innisrisi)
Nak
Nak-2
Nasib Nyamuk (feat. Sawung Jabo)
Negara
Nelayan
Nenekku Okem
Neraka Yang Asyik
Ngeriku
Nocturno (feat. Jockie, Djody and WS Rendra)
Nona
Nyanyian Jiwa
Nyanyian Preman (feat. W.S Rendra, Jabo and Joki. S)
Nyanyianmu
O Ea Eo
Obat Awet Muda
Oh Ya! (feat. Sawung Jabo)
Opiniku
Orang Gila
Orang Orang Kalah (feat. Jockie, Djody and Jabo)
Orang Pinggiran (feat. Ian Antono and Franky S)
Pada Batu Dalam Diam (feat. Harry Suliztiarto)
Paman Doblang
Pangeran Brengsek (feat. Djody, Jabo and Jockie)
Panggilan Dari Gunung
Panji Panji Demokrasi (feat. Jabo and Doddy)
Para Tentara
Pemborong Jalan
Penari Jalanan
Pengamen
Peniti Benang (feat. Butet Manurung)
Percayalah Kasih (versi 1) (feat. Yockie and Vina Panduwinata)
Percayalah Kasih (versi 2) (feat. Yockie and Vina Panduwinata)
Perempuan Malam
Perjalanan
Perjalanan Waktu
Pesawat Tempur
Pesawat Tempurku
PHK
Pie-Pie
Pinggiran Kota Besar
Pohon Untuk Kehidupan
Politik Uang
Potret
Potret Panen + Mimpi (Wereng)
Proyek 13
Puing
Puing II
Pulang Kerja
Pulanglah
Rajawali (feat. Jockie, Jabo and WS Rendra)
Rindu Tebal
Rinduku
Rinduku (feat. Harry Roesli)
Robot Bernyawa (feat. Sawung Jabo and Nanoe)
Rog-Rog Asem (feat. Naniel)
Rubah
Salah Siapa
Samsara (feat. Djody and Jabo)
Sang Petualang
Sangkala (feat. Naniel and Innisrisi)
Sapuku Sapumu Sapu Sapu
Sarjana Muda
Satu Satu
Sebelum Kau Bosan
Selamat Tidur Sayang
Selamat Tidur Sayang (feat. Titiek Puspa)
Selamat Tinggal Malam
Selancar (feat. Indra Lesmana)
Semoga Kau Tak Tuli Tuhan
Semoga Saja Kau Benar
Senandung Istri Bromocorah
Senandung Lirih
Sentuhan
Seperti Matahari
Serdadu
Serenade
Sesuatu Yang Tertunda
Sesuatu Yang Tertunda (feat. Piyu)
Si Tua Sais Pedati
Siang Pelataran SD Sebuah Kampung
Siang Seberang Istana
Songsonglah
Sore Tugu Pancoran
Suara Hati
Sudah Berlalu
Sudah Berlalu (feat. Kikan)
Sudrun
Sugali
Sumbang
Sunatan Massal
Surat Buat Wakil Rakyat
Surat Dari Paman Di Desa
Tak Biru Lagi Lautku
Tak Pernah Kubayangkan
Tak Pernah Terbayangkan
Tanam Tanam Siram Siram
Tante Lisa
Tarmijah Dan Problemnya
Telaga Dan Bencana (feat. Sawung Jabo)
Teman Kawanku Punya Teman
Tengkulak
Terminal (feat. Ian Antono and Franky S)
Tiga Bulan
Tikus Tikus Kantor
Timur Tengah I
Timur Tengah II
Tince Sukarti Binti Mahmud
Tolong Dengar Tuhan
Ujung Aspal Pondok Gede
Untuk Bram
Untuk Para Pengabdi
Untuk Yani
Untukmu Negeri
Untukmu Terkasih
Wanita Tiruan
Warijem Dan Tukiman
Willy
Ya Hui Ha He Ha
Ya Atau Tidak
Yakinlah (feat. Elly Sunarya)
Yang Mana Jalan Kesitu (feat. Cok Rampal)
Yang Tercinta
Yang Tercinta (bridge)
Yang Tercinta (reff)
Yang Terlupakan
Yang Tersendiri
Yang Tersendiri (feat. Tommy Marie)
Yayaya Oh Ya
Yogya
Iwan Fals Manajemen
Sebagai musisi penyanyi dan pencipta lagu, Iwan Fals membutuhkan sebuah manajemen untuk dapat mengatur aktifitas agar kreatifitas dan profesionalitasnya tetap terjaga. Maka untuk itu, pada tahun 1999, Iwan Fals membentuk sebuah manajemen yang diberi nama Iwan Fals Manajemen (IFM), yang beralamat di :
Desa Leuwinanggung No.19
RT.01 RW.02 Cimanggis, Depok 16956
Telp: 021-845 53 29 / 021-845 53 30
Fax: 021-845 53 30
Manajemen ini mengurus semua hal kegiatan yang berhubungan dengan Iwan Fals. Mulai dari jadwal pertunjukan, rekaman, menyiapkan cinderamata dan atau bertemu dengan penggemarnya. Intinya mempermudah pihak lain untuk berhubungan dengan Iwan Fals. Adapun aturan-aturan yang diterapkan dalam manajemen ini adalah aturan manajerial artis yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang berlaku dan didasarkan pada pemikiran- pemikiran Iwan sebagai seorang Musisi.
IFM dikelola oleh Rosana Listanto, Sebagai Istri sekaligus manager Iwan Fals, Yos (nama panggilan) dia yakin atas apa yang dikerjakan karena dengan setiap hari bertemu dan berhadapan dengan Iwan Fals, Dia cukup paham dan mengerti apa yang diinginkan oleh Iwan Fals. Dia juga berharap bisa menterjemahkan pikiran-pikiran dan keinginan Iwan Fals. Rosana Listanto dibantu oleh Seorang Sekretaris bernama Siti Fatimah, yang biasa di-panggil Titin yang bertugas meringankan dan memperlancar kerja IFM. Selain sebagaiseorang Sekretaris IFM, dia juga bertugas sebagai Road Manager saat Iwan Fals dan Band melakukan pertunjukan.Selain mengatur Kegiatan Iwan Fals, IFM juga mempunyai fasilitas antara lain berupa :
Studio Rekaman
Perpustakaan, ditujukan untuk masyarakat umum di sekitarnya yang sampai saat ini telah memiliki sekitar kurang lebih 2.604 buku.
"PANGGUNG KITA" adalah panggung terbuka dengan lapangan yang bisa menampung kurang lebih 1.500 orang. Panggung dan lapangan tersebut telah digunakan untuk kegiatan pertunjukan musik Iwan Fals & Band, Slank, Padi, Launching Album With Collaboration Iwan Fals, Launching Album NEPS, Reuni Silahturahmi OI, Gathering FMC Indosat, dll.
Ruang Serba Guna dengan ukuran 5 x 11 meter, digunakan sebagai ruang tunggu dengan fasilitas AC.
Pendopo dengan luas 9 x 14 meter, telah dipergunakan untuk kegiatan berupa Diskusi Reboan, pertemuan, latihan Karate, dll.
Lapangan Parkir.
Musholla
Mengingat perkembangan industri dunia hiburan yang semakin baik, layaklah jika Iwan Fals Manajemen lahir dan berkembang dengan harapan untuk meningkatkan pendidikan dalam berkreatifitas di dunia hiburan (seni dan budaya).
Rute menuju Panggung kita
Panggung Kita adalah satu sebutan yang menunjuk pada sebuah panggung pertunjukan yang terletak di halaman belakang rumah pemusik terkenal negeri ini, Virgiawan Listanto alias Iwan Fals. Artinya jika kita sedang menuju ke Panggung Kita, sebenarnya kita sedang dalam perjalanan menuju kediaman sang legenda hidup tersebut.
Rumah Iwan Fals terletak di desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok (alamat lengkapnya: Desa Leuwinanggung No.19 RT.01 RW.02 Cimanggis, Depok 16956). Awal mulanya daerah ini dibawah administrasi kota Bogor. Namun sesuai perkembangan tata kota, kini secara administrasi pindah ke bawah pengawasan kota Depok.
Untuk menuju Desa Leuwinanggung dengan angkutan umum yang murah meriah, yang pertama kali sahabat harus tuju adalahterminal bus. Khususnya buat sahabat yang berdomisili di luar kota Jakarta, sambangilah terlebih dahulu terminal bus di Jakarta yang termudah dari kota dimana sahabat tinggal. Sebagaimana kita ketahui bersama ada begitu banyak terminal bus antar kota dan dalam kota di Jakarta ini. Misalnya Pulo Gadung, Blok M, Lebak Bulus, Kampung Rambutan dll.
Satu pesan saya, sahabat mesti berhati-hati jika sedang di terminal bus di kota Jakarta ini. Jangan menunjukkan bahwa kita tak mengenal kota ini, berlaku wajar adalah yang terbaik. Seringkali berandal di bangku terminal bus itu berlaku iseng kepada orang-orang yang mereka tengarai sebagai pendatang. Apes-apesnya isi dompet pun bisa melayang. Semoga jangan sampai terjadi.
Di terminal bus manapun sahabat sampai di kota Jakarta ini, sahabat harus melanjutkan perjalanan menggunakan bus kota jurusan Kampung Rambutan.
Setiba di terminal bus Kampung Rambutan, sahabat berganti dengan kendaraan angkot kecil, sejenis station wagon dengan nomer angkot 121, jurusan Cileungsi.
Dengan angkot 121 tersebut, sahabat turun di Cibubur Plaza yang terletak di satu sudut pertigaan. Nah, dari jalan masuk yang ada di samping Cibubur Plaza ini, sahabat melanjutkan perjalanan dengan kendaraan angkot yang sejenis tadi dengan nomer trayek79 jurusan Leuwinanggung.
Bila sudah di atas angkot no 79 jurusan Leuwinanggung ini, sahabat boleh merasa tentram. Ditinggal tidur pun tak akan tersesat lagi, karena kendaraan ini memiliki perhentian terakhir atau pangkalan angkot yang terletak di Desa Leuwinanggung, dimana rumah kediaman Iwan Fals dan Panggung Kita berada.
Bila angkot 79 sudah berhenti di pangkalan tersebut, sahabat tinggal jalan ke arah dalam sekitar beberapa ratus meter dan pertigaan pertama, beloklah ke kanan. Tak jauh dari situ, sahabat akan sampai di tujuan.
Bila sahabat kesana dalam rangka menonton konser ataupun satu acara yang diadakan di Panggung Kita, lebih tak perlu bingung lagi. Selepas dari angkot pasti banyak kawan-kawan kita yang satu tujuan. Tinggal beramai-ramai berjalan kaki menuju Panggung Kita tercinta.
Bagaimana kalau sedang tak ada acara? Tak apa-apa, seluruh orang yang ada di sekitar pangkalan angkot 79 itu akan dengan senang hati menunjukkan lokasi rumah Iwan Fals atau Panggung Kita.
Jadi, sangat mudah kan? Terminal Kampung Rambutan sebagai kuncinya. Saya percaya, bila sahabat sudah kesana sekali saja, akan begitu banyak jalan alternatif yang sahabat bisa buat untuk mendapatkan jalan yang lebih mudah, singkat atau praktis. Tapi bagi yang belum pernah sama sekali, cara diatas akan sangat membantu perjalanan sahabat menuju Panggung Kita.
panduan ini kontribusi dari Unggul
peta menuju Leuwinanggung
"Salam Oi di seluruh Indonesia"